septiayu

Penyuntingan Naskah #1

penyuntingan naskah
Draf pertama sebuah tulisan merupakan tulisan yang masih mentah, untuk itu dibutuhkan penyuntingan naskah guna memperbaiki bagian yang keliru dan sesuai dengan kaidah kebahasaan.

Tidak ada orang yang menulis draf pertama dengan sempurna. Setelah draf pertama selesai, butuh beberapa kali penyuntingan untuk mencapai tingkat tertinggi kematangan tulisan.

Pemakaian huruf, penulisan kata dan pemakaian tanda baca merupakan tiga hal yang harus diperhatikan dalam menyunting naskah. Tulisan ini berpedoman pada PUEBI yang disusun oleh Ivan Lanin. Untuk lebih lengkapnya, simak penjelasannya berikut ini ya.

Pemakaian Huruf

Pada saat menyunting naskah perlu diperhatikan pemakaian huruf agar sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), di antaranya ialah pemakaian huruf kapital, huruf miring, dan huruf tebal. Kali ini, saya akan menyajikan pedoman pemakaian huruf kapital yang tepat.

1. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama awal kalimat.

Contoh:
  • Apa maumu?
  • Anak itu sedang bermain.
  • Permainan ini bisa menjadi warisan budaya.

2. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan.

Contoh:
  • Atifah Sundaini
  • Jendral Sudirman
  • Dewi Ayu

Catatan:

a. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang merupakan nama jenis atau satuan ukuran.

Contoh:
  • ikan gurame
  • 10 volt
  • mesin diesel

b. Huruf kapital tidak dipakai untuk menuliskan huruf pertama kata yang bermakna 'anak dari', seperti bin, binti, boru, dan van, atau huruf pertama kata tugas.

Contoh:
  • Mail bin Ismail
  • Siti Nur Aminah binti Ahmadi Ahmad
  • Robin van Persie
  • Silaen Ester boru Siagian

3. Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung.

Contoh: 
Anita bertanya, “Adakah hari yang lebih indah selain bersamamu?”
“Mereka ingin kembali ke pantai yang indah itu,” katanya.
“Nanti malam aku akan datang,” kata Azzam kepada Furqon.

4. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap kata nama agama, kitab suci, dan Tuhan, termasuk sebutan dan kata ganti untuk Tuhan.

Contoh:
  • Allah
  • Islam
  • Al-Qur’an
  • Alkitab
  • Hindu
  • Kita semua adalah hamba-Nya.
  • Hanya kepada-Mu kami beribadah.

5. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, atau akademik yang diikuti nama orang, termasuk gelar akademik yang mengikuti nama orang.

Contoh: 
  • Nabi Muhammad
  • Sultan Hasanuddin
  • Raden Ajeng Kartini
  • Imam Syafi’i
  • Doktor Sukron
  • Septi Ayu, Sarjana Humaniora

6. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan, profesi, serta nama jabatan dan kepangkatan yang dipakai sebagai sapaan.

Contoh: 
  • Terima kasih, Yang Mulia.
  • Selamat datang, Prof.
  • Izin bertanya, Panglima.
  • Semoga sukses, Sultan.

7. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.

Contoh: 
  • Gubernur Jawa Barat
  • Laksamana Muda Yos Soedarso
  • Proklamator Republik Indonesia
  • Sekretaris Jendral Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

8. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.

Contoh:
  • Kita adalah bangsa Indonesia.
  • Mereka merupakan suku Bugis.
  • Orang Jawa menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari.

9. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, dan hari besar atau hari raya.

Contoh:
  • bulan Agustus
  • tahun Hijriah
  • hari Senin
  • libur Lebaran

10. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama peristiwa sejarah.

Contoh:
  • Bandung Lautan Api
  • Konferensi Meja Bundar

11. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.

Contoh:
  • Cipayung, Depok
  • Dataran Tinggi Dieng
  • Sungai Ciliwung
  • Jalan Muhidin
  • Kelurahan Cipayung Jaya

Catatan

a. Huruf pertama nama geografi yang bukan nama diri tidak ditulis dengan huruf kapital.

Contoh:
  • berlayar ke teluk mandi di sungai
  • menyeberangi selat berenang di danau

b. Huruf pertama nama diri geografi yang dipakai sebagai nama jenis tidak ditulis dengan huruf kapital.

Contoh:
  • jeruk bali (Citrus maxima)
  • kacang bogor (Voandzeia subterranea)
  • nangka belanda (Anona muricata)
  • petai cina (Leucaena glauca)

c. Nama yang disertai nama geografi dan merupakan nama jenis dapat dikontraskan atau disejajarkan dengan nama jenis lain dalam kelompoknya.

Contoh:
Kita mengenal berbagai macam gula, seperti gula jawa, gula pasir, gula tebu, gula aren, dan gula anggur. Contoh berikut bukan nama jenis: Dia mengoleksi batik Pekalongan, batik Solo, batik Cirebon, dan batik Yogyakarta.

12. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur bentuk ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga, badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk.

Contoh:
  • Mahar membaca buku Surat Kecil untuk Tuhan.
  • Ayahnya bekerja di kantor Suara Rakyat.

13. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, atau sapaan.

Contoh: 
  • S.E. = sarjana ekonomi
  • S.Pd. = sarjana pendidikan
  • S.Hum = sarjana humaniora
  • K.H = kiyai haji
  • Hj. = hajah
  • Tn. = tuan
  • Ny. = nyonya
  • Sdr. = saudara

14. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, seperti bapak, ibu, kakak, adik, dan paman, serta kata atau ungkapan lain yang dipakai dalam penyapaan atau pengacuan.

Contoh:
  • “Kapan Bapak akan pulang, Bu?” tanya Hana.
  • “Mari mampir ke rumah saya, Nek,” ajakku.

Catatan:

a. Istilah kekerabatan berikut bukan merupakan penyapaan atau pengacuan.

Contoh:
Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.

b. Kata ganti Anda ditulis dengan huruf awal kapital.

Contoh:
Sudahkah Anda tahu?
Siapa nama Anda?

Semoga pedoman penyuntingan di atas bisa membantu kamu dalam menyunting naskah ya. Nantikan pembahasan penyuntingan naskah bagian dua. Semoga bermanfaat.

Sumber: https://ivanlanin.github.io/puebi

septi ayu azizah
Septi Ayu Azizah penyuka literasi, volunteer dan pendidikan. Penikmat jalan-jajan ini, lahir di Banjarnegara, ber-KTP Jakarta, tinggal di Depok. Menulis bagi Septi adalah mencurahkan asa agar bermanfaat tentunya. Aktivitas Septi sebagai guru, pegiat literasi sekolah, dan tentunya menjadi istri penuh waktu.

Related Posts

12 komentar

  1. Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Ustadzah Septi🙏, Saya sudah Follow dan Komentar ya ustadzah, jangan lupa nilai + nya ya ustadzah😁🙏

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikumussalam Ali. Okee Ali, pelajari materinya yaa. Semangat belajar!

      Hapus
  2. Assalamualaikum... Ustadzah Septi 🙏, saya sudah follow ya...Terima kasih atas ilmu pengetahuan yang diberikan 🙏

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikumussalam. Oke Bro. Semoga bermanfaat yaa. Semangat belajarnyaa!

      Hapus
  3. Kinara Fada Octafiantra14 Agustus 2023 pukul 22.20

    Assalamualaikum Ustadzah🙏🏻🙏🏻 Terima kasih pembelajarannya yaa💐🙏🏻

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikumussalam Kinara. Sama-samaa, semoga makin semangat belajar yaa!

      Hapus
  4. Muhammad Fikri Alfattah18 Agustus 2023 pukul 19.20

    Assalammualaikum Ustadzah,Afwan ana baru komentar,ana lupa🙏🏻Jazakillah khoir atas pembelajaran serta materi yang diberikan sangat bermanfaat untuk pembaca.Ana sudah Follow dan Like,Ustadzah.Mohon mendapatkan nilai + ya ustadzah😁.wassalammualaikum

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikumussalam Fikri. Oke, semangat belajarnya Boi!

      Hapus
  5. Assalamualikum ustadzah terima kasih atas pembalajaran nya dan saya juga sudah follow

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikumussalam. Sama-sama Sakha Aiman, semoga bermanfaat ya

      Hapus
  6. asalamuaalikum ustazah septi ini mazaya absen 20 di sumayyah done yaaaaaaa

    BalasHapus

Posting Komentar