septiayu

INSPIRASI


Jika hidup ini seumpama rel kereta api dalam eksperimen relativitas Enstein, maka pengalaman yang menggempur kita dari waktu ke waktu adalah cahaya yang melesat-lesat di dalam gerbong di atas kereta itu. Relativitasnya berupa seberapa banyak kita dapat mengambil pelajaran dari pengalaman yang melesat-lesat itu. Analogi eksperimen itu tak lain, karena kecepatan cahaya bersifat sama dan absolut, dan waktu relative tergantung kecepatan gerbong-ini pendapat enstein-maka pengalaman yang sama dapat menimpa siapa saja, namun sejauh mana, dan secepat apa pengalaman yang sama tadi memberi pelajaran pada seseorang, hasilnya akan berbeda, relative satu sama lain. Banyak orang yang panjang pengalamannya tapi tak kunjung belajar, namun tak jarang pengalaman yang pendek mencerahkan sepanjang hidup.-Andrea Hirata, Edensor-


“Yang kita perlu sekarang, hanya kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, leher yang akan lebih sering melihat ke atas, lapisantekad yang seribu kali lebih keras dari baja. Dan hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya. Serta mulut yang akan selalu berdoa.” *5 CM*

Andaikata ada seorang wanita penghuni surga mengintip ke Bumi, niscaya ia menerangi ruang antara bumi dan langit, dan niscaya aromanya memenihi ruang antara keduanyadan sesungguhnya kerudung diatas kepala lebih baik daripada dunia seisinya. HR. Bukhari.


“Tak semua yang dapat dihitung, diperhitungkan, dan tak semua yang diperhitungkan, dapat dihitung.” Albert Einstein

“Kaum muda! Yang kita butuhkan adalah orang-orang yang mampu memimpikan sesuatu yang tak pernah pernah dimimpikan siapapun!” John F. Kennedy.

Hakikat cinta adalah melepaskan. Semakin sejati ia, semakin tulus kau melepaskannya. Percayalah, jika memang itu cinta sejati mu, tidak peduli aral melintang, ia akan kembali sendiri padamu. Banyak sekali para pecinta di dunia ini yang melupakan kebijaksanaan sesederhana itu. Malah sebaliknya, berbual bilang cinta, namun dia menggenggamnya erat-erat.” Tere Liye.

Benarlah. Jika sedang bersedih, jika sedang terpagut masa lalu menyakitkan, penuh penyesalan seumur hidup, salah satu obatnya adalah menyadari masih banyak orang lain yanglebih sedih dan mengalami kejadian lebih menyakitkan dibanding kita. Masih banyak orang lain yang tidak beruntung dibanding kita. Itu akan memberi pengertian bahwa hidup ini belum berakhir. Itu akan membuat kita selalu meyakini. Setiap satu makhluk berhak atas satu harapan. Tere Liye


Dua puluh tahun dari sekarang kita akan lebih menyesal atas hal-hal yang tidak kita lakukan, bukan atas hal-hal yang pernah kita lakukan meski itu sebuah kesalahan. Tere Liye

Yang terpenting bukan seberapa besar mimpi mu, tapi seberapa besar kalian untuk mimpi itu. Andrea Hirata


septi ayu azizah
Septi Ayu Azizah penyuka literasi, volunteer dan pendidikan. Penikmat jalan-jajan ini, lahir di Banjarnegara, ber-KTP Jakarta, tinggal di Depok. Menulis bagi Septi adalah mencurahkan asa agar bermanfaat tentunya. Aktivitas Septi sebagai guru, pegiat literasi sekolah, dan tentunya menjadi istri penuh waktu.

Related Posts

Posting Komentar