septiayu

Lepaskan Luka, Temukan Diri: Panduan Self Healing yang Menenangkan

panduan self healing
Pernahkah Sahabat mengalami luka batin? Entah karena kegagalan, pengkhianatan, kehilangan, tidak dihargai, bahkan dicampakan. Luka ini sering kali tidak terlihat dari luar, namun menyisakan jejak mendalam di hati. Jika dibiarkan, bisa mengganggu kesehatan mental dan membuat kita sulit berkembang. Maka, menjadi penting bagi kita untuk memulai proses penyembuhan diri dengan panduan self healing yang menenangkan.

Self healing adalah proses menyembuhkan luka emosional secara mandiri. Ini bukan berarti kita harus menanggung semuanya sendirian, tetapi kita belajar untuk menerima dan memaafkan agar bisa kembali pulih. Self healing bukan proses yang instan, tetapi dengan langkah-langkah yang tepat, diharapkan kita bisa bangkit dan menemukan kembali diri yang utuh.

Tanda Kita Membutuhkan Self Healing

Self healing menjadi penting, sebab kesehatan mental adalah kunci agar kita bisa menjalani kehidupan dengan damai. Saat luka batin dibiarkan tanpa penanganan, dampaknya bisa memengaruhi kualitas hidup. Mulai dari hubungan yang memburuk, produktivitas menurun, bahkan bisa memicu gangguan kecemasan dan depresi.

Dengan self healing, kita memberi kesempatan pada diri untuk pulih, tumbuh, dan hidup lebih tenang. Berkaca pada pengalaman, berikut ini beberapa tanda kita membutuhkan self healing:
  • Sering merasa sedih atau marah tanpa alasan yang jelas
  • Terjebak dalam kenangan masa lalu
  • Sulit memaafkan diri sendiri atau orang lain
  • Sulit percaya pada orang lain
  • Merasa hampa atau kehilangan arah hidup

Panduan Self Healing yang Menenangkan

Berikut ini beberapa langkah sederhana yang pernah saya lakukan dan bisa sahabat coba untuk memulai proses self healing:

1. Akui dan Terima Luka yang Ada

Seringkali kita ingin terlihat kuat, ingin merasa kokoh dengan segala badai yang menerjang, hanya apa? Hanya karena ingin terlihat kuat oleh diri sendiri. Berpura-pura kuat justru bisa memperlambat penyembuhan. Kita perlu mengakui rasa sakit dan izinkan diri untuk menangis. Menangis bukan tanda diri lemah, tetapi sebagai bentuk luapan sesak yang mengganjal. Menangislah, dan akui bahwa diri terluka.

2. Menulis sebagai Terapi

Langkah berikutnya dengan menulis. Buatlah jurnal harian atau diary sebagai media pelepasan emosi. Tuliskan apa yang kita rasakan, apa pun itu, tanpa beban, tanpa rasa takut salah. Toh, tulisan ini hanya untuk diri sendiri, bukan untuk dipublikasi. Kadang, dengan menuliskan isi hati, kita bisa memahami luka itu lebih dalam dan mulai berdamai dengannya.

Menulis Katarsis ialah menulis dengan meluapkan emosi terpendam dengan menuangkan segala isi hati dengan bebas. (KBBI)

3. Luangkan Waktu untuk Diri

Luangkan waktu untuk diri sendiri, tanpa ada orang lain, untuk hening sejenak. Misalnya, pada sepertiga malam terakhir, di keheningan malam, hanya ada diri dan Sang Pencipta, lantas bermunajat, menumpahkan segala beban yang mengganjal di hati kepada-Nya, sembari memohon kelapangan dan ketenangan hati.

Berdoa bisa menjadi cara menenangkan pikiran dan hati. Ini juga cara ampuh untuk terhubung kembali dengan diri dan Sang Pencipta.

4. Berkumpul dengan Orang yang Positif

Lingkungan yang positif bisa berpengaruh terhadap proses pemulihan. Dikelilingi orang-orang yang suportif bisa memberikan energi positif dan semangat baru. Cobalah untuk terhubung kembali dengan sahabat atau bahkan membentuk lingkungan baru yang positif.

5. Memaafkan, Bukan Melupakan

Self healing adalah tentang memaafkan. Bukan berarti kita melupakan atau membenarkan kesalahan yang terjadi, tetapi memilih untuk tidak membiarkan luka itu mengendalikan hidup kita. Ah, kalimat ini terasa bijak sekali, nyatanya, memaafkan bukanlah perkara mudah. Apalagi kepada orang yang hadirnya menancapkan luka teramat dalam di hati.

Begitulah adanya, kita hanya bisa sembuh dari setiap luka dengan memaafkan. Tanpa memaafkan, kita hanya akan berendam pada rasa kesal dan kecewa yang tak berkesudahan, hingga membuat diri sulit move on.

Bagian ini mungkin terasa sulit, maka tak perlu terburu-buru kawan. Pelan-pelan kita belajar memaafkan. Nikmati setiap prosesnya, meski butuh waktu berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun, tak mengapa. Dengan belajar memaafkan kita akan terus bertumbuh menjadi pribadi yang hangat.

6. Lakukan Hal yang Membuat Bahagia

Di tengah rutinitas atau aktivitas harian yang melelahkan, cobalah untuk follow up hobi kita. Lakukan hal-hal kecil yang membuat kita bahagia, seperti berkebun, memasak, membaca buku, berolahraga, jalan-jalan, mengobrol, atau hal lainnya. Aktivitas ini bisa menjadi bentuk apresiasi untuk diri sendiri.

7. Konsultasi ke Profesional

Jika luka terlalu dalam dan mengganggu kehidupan sehari-hari, jangan ragu untuk menemui psikolog atau konselor. Berbicang dengan profesional tentu bisa membantu kita memetakan emosi dan mencari jalan keluar dengan cara yang sehat.

Sahabat, jangan pernah merasa sendirian, ingatlah, kamu bukan satu-satunya yang terluka. Masih banyak sahabat yang sedang berjuang. Luka di hati memang menyakitkan, tapi ia juga bisa menjadi titik balik untuk menemukan versi terbaik dari diri. Mari saling berbagi, lepaskan luka dan temukan diri kembali..

Mulailah hari, perlahan tapi pasti. Karena dalam setiap usaha penyembuhan, ada harapan dan cahaya. Semoga Panduan Self Healing yang Menenangkan ini bisa membantu kita untuk melepaskan setiap luka. Peluk hangat untuk sahabat semua.

septi ayu azizah
Septi Ayu Azizah penyuka literasi, volunteer dan pendidikan. Penikmat jalan-jajan ini suka berpindah-pindah tempat tinggal, dan menceritakan perjalanan hidupnya di sini. Aktivitas Septi sebagai guru, volunteer dan pegiat literasi.

Related Posts

16 komentar

  1. semoga dengan membaca ini, penulis dan pembaca bisa menjadi orang yang senantiasa tenang hati dan jiwanya. Ingat kata salah satu filsuf, "Ini Semua akan berlalu".

    BalasHapus
  2. Memaafkan bagi sebagian orang mungkin adalah hal yg paling sulit dilakukan. Namun dengan berjalannya waktu dan keikhlasan, hal ini akan mudah terlaksana.

    BalasHapus
  3. Saya pernah berada di posisi yang benar2 drop akibat kecewa. Alhamdulillah saya gak mau stuck di situ. Selalu saya gaungkan di hati, semua yang terjadi adalah atas kehendak Allah. Dan coba ikhlas memaafkan tapi tidak melupakan.

    BalasHapus
  4. Luka bathin tuh emang susah disembuhin ya, beruntung banget saat ini banyak banget panduan self healing yang bisa didapatkn. Aku yakin tulisan ini banyak membantu orang-orang yang sedang mengalami Luka bathin dan butuh self healing.

    BalasHapus
  5. Saya memilih menulis kaak sebagai sarana untuk healing dan pemulihan saat ada luka dalam hati yang bikin baper. Rasanya saat menulis itu ploong deh....jadi lebih lega gutu.

    BalasHapus
  6. 1-6 dulu saya lakukan semua, Mbak, saat sadar kalau diri butuh pertolongan. Self healing dulu dan berhasil. Yang ke-7 saya pilih ikut banyak komunitas yang sesuai dan selalu sibuk bercengkrama bersama teman. Bertemu banyak orang 1 circle adalah obat yang bagus sekali

    BalasHapus
  7. Melakukan hal-hal yang disukai dan membuat bahagia sangat penting untuk menjaga kesehatan mental. Jangan lupa untuk meluangkan waktu utk diri sendiri itu penting banget, dan itu bukan hal yang egois menurutku.

    BalasHapus
  8. Luka batin tuh nggak mudah buat sembuh kalau nggak divalidasi. Salah satu caranya ya bisa dengan journaling. Termasuk untuk memaafkan, jika dijurnalkan pasti akan ada waktu "ah ternyata aku dan dia seperti ini." Beruntung jika orang-orang yang sedang melakukan self healing mendapat dukungan dari sekitarnya. :D

    BalasHapus
  9. Saya menyukai menulis karena itu bagian dari self healing untuk menenangkan hati dan pikiran..saya baru tahu sekarang mengapa rasanya lega dan menyenangkan

    BalasHapus
  10. Nggak usah pura-pura kuat kalau sedang mengalami luka batin. Justru kita harus menerimanya dan segera bangkit agar tidak terus menjadi penyakit. Kalau aku self healingnya dengan cara menulis, mengurai semua masalah, hingga menjadi tenang.

    BalasHapus
  11. Aku juga self healing-nya dengan menulis, dan ternyata banyak juga artis-artis yang self healingnya dengan menulis, contohnya Natasha Rizky

    BalasHapus
  12. Saya juga sudah melakukan tipsnya mbak, beneran lebih mudah dalam pemulihan, sampai saat ini saya merasa saya tidak perlu konsul ke Psikolog, alhamdulillah sudah bisa memulihkannya
    Tipsnya ini bermanfaat banget lho

    BalasHapus
  13. Terima kasih tipsnya kak. Self healing dengan menulis adalah yg biasa saya lakukan saat ini, hingga rasanya lega dan plong setelah mengeluarkan semua beban dengan menulis.

    BalasHapus
  14. Pernah suatu waktu aku menjadikan blog sebagai ajang balas dendam. Awalnya berhasil, aku mencapai apa yang aku inginkan. Ternyata setelahnya sama aja. Jadi kuncinya tuh memaafkan ya mbak bukan melupakan atau menghindar. Tapiii sampai sekarang aku tetap nulis sebagai salah satu ajang self healing ku.

    BalasHapus
  15. Penting banget tulisan seperti ini apalagi bagi orang yang sedang terpuruk bisa mengobati diir sendiri perlahan

    BalasHapus
  16. kalau saya pribadi ada masalah pengennya dilupakan, yakin malah nggak bisa dilupain bahkan tidur pun nggak nyeyak...pelampiasannya ngelamun ditempat yang nggak biasa terus pelan pelan cari solusinya

    BalasHapus

Posting Komentar