septiayu

Tiga Serangkai-Persembahan untuk Sahabat

Merasa rasa-rasa yang dirasa cukup terasa.
Ini tentang rasa kehidupan yang buat kami menampakan berbagai rupa.
Ini tentang rasa cinta yang buat kami menampilkan berbaagai cerita.
Ini tentang rasa persahabatan yang buat kami mengerti tentang rasa.
Waktu berjalan tanpa koyak, menampakkan cinta Nya yang bagi kami tiap detiknya berlipat.  Cepat atau lambatnya ia tak menjadi masalah bagi kami, karena kesetiaan dan kecintaan kami tak dapat ditakar dengan ukuran.
Cinta membawa kami pada satu titik penuh kesyukuran atas berlipat kasih yang ditebar. Kami
terpesona, sampai acapkali terperangah atas setiap kejutan dalam hidup kami. Atas aneka macam hadiah yang kami terima dalam kurun waktu tanpa duga.
Rasa membawa kami pada bentuk tak tertebak, namun menyenangkan. Bagi kami yang kesulitan menantang pekatnya malam, setiap garis adalah anugerah terindah penuh kasih yang dititipkan pada kami untuk merasa.
Seperti pada saat kami terbata mengeja kuasa Nya. Kami terbata penuh kesyukuran atas cinta Nya. Tanpa ampun, kami tak bisa lagi berkata. Berlipat-lipat merasa, syukur syukur dan syukur.
Tiga Serangkai.
Pada akhirnya kami menjajal untuk membuat jejak di belahan bumi yang lain. Merangkai tiap potong mozaik yang berserak. Sepotong demi sepotong kami kumpulkan. Tak peduli apakah diujung ia kan membentuk satu gambar.
Seorang dari kami telah menemukan potongan baru mozaik di tanah sebrang. Dua lainnya hendak menyusul. Meski beda tanah yang diinjak, tapi kebahagiaan kami tetaplah sama. Tak peduli mana yang jauh mana yang dekat, bagi kami sama rasaya karena kami sama-sama merasa.
Rasa baru yang tak kan terlewat dalam bayang kami, menciptakan pemahaman akan pentingnya merasa. Ini seperti anugrah spesial yang ia tawarkan pada kami. Seperti lirik yang enggan disingkat dalam dengar kami. Ia seperti kado berharga atas tingkah kami.
Rasa kami mulai merasa. Syukur ini tak lagi dapat dikata. Kata kita dalam buaian kasih yang sama, berharap tak bawa kami terlena., tak buat kami buta.
Untuk berlipat-lipat kasih yang Engkau tawarkan pada kami. Terima kasih telah beri banyak waktu. Terima kasih atas setiap kesempatan. Terima kasih atas kasih Mu.
Sungguh bersama kesulitan ada kemudahan.
Sungguh tak ada lagi yang dapat kami dustakan.
Untuk saudariku yang hendak mengunjungi tanah sebrang. Semoga Ia mengusap lembut hati kita.
Yulis Alfiani-Desember di Paris
Firas Sabila Nurdini-Januari di Jepang


septi ayu azizah
Septi Ayu Azizah penyuka literasi, volunteer dan pendidikan. Penikmat jalan-jajan ini, lahir di Banjarnegara, ber-KTP Jakarta, tinggal di Depok. Menulis bagi Septi adalah mencurahkan asa agar bermanfaat tentunya. Aktivitas Septi sebagai guru, pegiat literasi sekolah, dan tentunya menjadi istri penuh waktu.

Related Posts

Posting Komentar