septiayu

Guru Teladan

guru teladan

Guru merupakan profesi yang mulia. Mulia karena bukan sebagai seorang yang melakukan kegiatan transfer ilmu saja, namun mendidik secara utuh. Pendidikan yang utuh terlahir dari seorang guru yang memiliki kemampuan mengajar yang bisa dipahami oleh murid, sekaligus mampu memberikan keteladanan.

Guru kencing berdiri, murid kencing berlari. Ungkapan ini tepat disandingkan pada seorang guru yang tindak tanduknya menjadi panutan bagi murid-muridnya. Bagaimana tidak? Pada kegiatan pembelajaran sering kali murid yang kritis membandingkan apa yang diperintahkan oleh guru kepadanya. Maka sudah sepatutnya seorang guru mampu memberikan contoh yang baik untuk setiap murid.

Guru merupakan seorang pendidik yang menjadi agen perubah dalam pendidikan. Seyogianya pola pikir yang terbuka dan maju dimiliki oleh seorang guru. Guru teladan ialah guru yang sekaligus menjadi Murobbi yang dapat menanamkan etika, akhlak dan moral pada muridnya.

Berikut ini, 5 cara yang bisa dilakukan oleh seorang guru, agar bisa menjadi guru teladan.

1. Memiliki “The Big Why

Setiap orang memiliki alasan dan tujuan dalam hidupnya. Sesederhana makan karena lapar, minum karena haus, dan sebagainya. Lantas, apa alasan seorang memilih profesi sebagai guru? Mencerdaskan kehidupan bangsa, bisa menjadi salah satu tujuan menjadi seorang guru. Selaras dengan pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.

Memiliki “the big why” bisa membantu seorang guru yang ketika di tengah jalan merasa suntuk, bosan, pesimis, dan segala perasaan negatif lainnya untuk kembali mengingat alasan terbesarnya menjadi guru, sehingga bisa kembali membangkitkan semangat dalam mendidik. Alasan yang kuat inilah pada akhirnya melahirkan kerja hebat, kerja ikhlas, kerja-kerja yang mengantarkan pada amal terpanjang yang tiada putus meski raga telah pupus dimakan waktu.

2. Memenuhi Harapan Siswa

Semua guru pernah menjadi murid. Apa yang paling kita harapkan dari seorang guru ketika kita menjadi murid? Pertanyaan ini akan menjadi motivasi bagi setiap guru untuk terus berkembang menampilkan diri sebagai pribadi yang menyenangkan bagi murid. Tak hanya menyenangkan, kemampuan mendidik di abad 21 harus dimiliki setiap guru. Guru bisa menjadi fasilitator dan pendamping yang mampu memberdayakan dan membentuk murid menjadi pribadi yang merdeka, memiliki karakter baik, dan menyadari dirinya sebagai pembelajar sepanjang hayat.

Selain itu, seorang guru pantang berkata buruk. Tutur katanya adalah motivasi yang mampu menumbuhkan optimisme bagi setiap peserta didik. Hal ini tentu tidaklah mudah, butuh pembiasaan dan pembelajaran. Namun, bukan berarti hal tersebut tidak mungkin untuk dilakukan.

Guru yang mampu bersikap baik dan peduli kepada murid tentu akan dirindukan murid. Siswa akan merasa nyaman, hal ini akan melahirkan proses belajar mengajar yang menyenangkan. Murid riang, guru pun senang.

3. Komunikasi Asertif

Komunikasi ialah kunci terjalinnya hubungan antara murid dan guru. Seorang guru teladan tentu mampu berkomunikasi dengan baik sesuai dengan usia muridnya. Komunikasi yang baik bisa terjadi, salah satunya dengan menerapkan komunikasi asertif.

Komunikasi Asertif menjadi salah satu cara yang bisa digunakan untuk mengelola tantangan dalam berkomunikasi. Dalam suatu seminar saya pernah mendapatkan materi terkait komunikasi asertif yang tentu bisa diterapkan dalam setiap lini kehidupan, siapa pun lawan bicaranya.

Komunikasi asertif ialah berkomunikasi secara jujur dan terbuka namun tetap respek terhadap lawan bicara. Rumusnya, mengubah “you statement” menjadi “I statement”.

You statement merupakan kalimat yang diawali dengan kata “kamu”, contoh: “Kamu kenapa sih akhir-akhir ini melanggar aturan terus.” Kata “kamu” dianggap sebagai penghakiman sehingga membuat seseorang menjadi tidak nyaman. I statement, kalimat yang diawali dengan kata “aku/saya”, contoh: “saya merasa, akhir-akhir ini kamu sibuk ya? Sehingga tidak bisa aktif di grup?”

Simpel ya ternyata untuk membuat murid nyaman dalam pembelajaran. Tidak menghakimi, sering merangkul dan semangat belajar yang tinggi bisa menjadi solusi untuk mengatasi tantangan dalam berkomunikasi.

4. Memberikan Contoh yang Baik

Seorang guru sebaiknya mampu memberikan contoh yang baik pada murid. Bukan hanya sekedar memberikan teori. Contoh yang baik inilah yang dikenal dengan  keteladanan. Teladan seorang guru bisa dimulai dari hadir tepat waktu ke sekolah atau dalam setiap pembelajaran. Memiliki akhlak yang terpuji baik di dunia nyata maupun dunia maya.

Memberikan solusi pada saat pembelajaran, memberikan pemahaman yang baik akan kehidupan yang baik, dan sebagainya. Murid selalu menyoroti guru, menjadikan guru sebagai panutan. Lantas, apa yang akan terjadi jika guru tak mampu memberikan contoh yang baik kepada setiap murid?

5. Berikan Apresiasi

Siapa yang tak suka mendapatkan apresiasi. Menghargai setiap proses yang dilakukan oleh murid dalam bentuk apresiasi bisa menumbuhkan rasa senang dan percaya diri murid. Tidak perlu sesuatu yang mahal, memuji dengan berkata hebat, pandai, good job, dll, akan menjadikan murid merasa dihargai dan diperhatikan oleh guru. Tunggu apa lagi, yuk berikan apresiasi kepada murid kita.

Menikmati hidup dengan menjadi guru bukanlah suatu pilihan yang mudah. Bayang-bayang tanggung jawab akan apa yang diajarkan selalu menghantui. Apakah sudah layak menjadi guru teladan yang memberikan sumbangsih untuk negeri? Di mana ada kemauan, di situ ada jalan. Demikian sedikit tips menjadi guru teladan dari saya, semoga bermanfaat ya. Sampai kapan pun mengajar bagi saya adalah panggilan jiwa. Apa pun, bagaimana pun, kesenangan saya adalah mengajar dan menulis. Cara terbaik untuk mensyukuri hidup adalah dengan membagikannya. Syukuri dan berbagi!

"Jika seorang insan meninggal, maka terputuslah amalnya kecuali tiga amal: sedekah yang mengalir, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang selalu mendoakan orang tua.” (HR. Attirmidzi)
septi ayu azizah
Septi Ayu Azizah penyuka literasi, volunteer dan pendidikan. Penikmat jalan-jajan ini, lahir di Banjarnegara, ber-KTP Jakarta, tinggal di Depok. Menulis bagi Septi adalah mencurahkan asa agar bermanfaat tentunya. Aktivitas Septi sebagai guru, pegiat literasi sekolah, dan tentunya menjadi istri penuh waktu.

Related Posts

Posting Komentar