septiayu

Sabar Sejak Pukulan Pertama (Serial Tentang Ujian)



Pernah ketinggalan kereta?
Pernah kena tipu orang?
Pernah punya hutang belasan juta, padahal pendapatan tak menentu?
Pernah dapat musibah di keluarga?
Pernah dicaci maki orang gegara berhijrah?
Pernah makan sambil gemeteran gegara lapar yang sangat?
Pernah kecopetan?

Itu semua namanya ujian.
Ujian hidup.
Yang hadirnya patut disambut.
Kenapa disambut?
Ujian, tanda cinta dari Sang Pencipta, adakah kita ingin berjauhan padahal Allah mendekatkan cinta-Nya?

Ya, meski mahal sekali harganya.
Harga cinta-Nya, kita bayar dengan ujian.

Tapi, bukankan lulusnya kita pada satu ujian pertanda Allah telah mengangkat meninggikan level kita?
Dan setelah itu, ujian yang lebih tinggi pun hadir, begitu seterusnya.
Makin tinggi kadar ujian, makin tinggi level kita dihadapan-Nya.

Maka, kepada ujian, bersabarlah.
Sabar pada pukulan pertama.
Seperti kesabaran mereka dalam kisah-kisah terbaik sepanjang masa.

Jika Hpmu hilang, katakan pada saat itu juga "sabar sejak pukulan pertama!"
Jika IPmu buruk, teriakkan "sabar sejak pukulan pertama!"

Kita tak pernah tahu ujian apa yg akan hadir di depan kita kelak.

Yang mendamba pekerjaan mapan dengan gaji berlebihan, kita tak pernah tahu persaingan dunia kerja macam apa yang akan dihadapi.

Yang mendamba mahligai rumah tangga impian-tumbenan nih uwe bahas ginian- kita nggak pernah ngerti ujian apa dibalik pernak pernik keluarga yg kalau hari ini kita bayangkan manis-manisnya. Pernah nggak kebayang, tetiba anak sakit keras butuh berobat puluhan juta, atau sang kekasih meninggal dunia sementara anak masih kecil-kecil, atau ujian-ujian lainnya.

Pernahkah kita memantaskan diri untuk itu?
Jawabnya "Ya"

Untukmu yang dirundung ujian.
Untukmu yang hari-harimu berjibaku dengan ujian.
Percayalah, ujian hari ini adalah bekal.
Bekal untuk mengarungi kehidupan di depan kita.
Kehidupan yang kita tak pernah tahu alurnya.

Maka bersabarlah. Sabar Sejak Pukulan Pertama.
karena Allah tahu kita mampu.

Kenapa pukulan pertama?
Karena kalau sabarnya di ujung, sabarnya di akhir ujian, itu sudah basi broh!

Bersabarlah dengan kesabaran yang indah

Uhuuiy, tumben uwe lagi bener. Padahal biasanya ngegalau.
Ngegalau skripsi.
Ngegalau ujian.
Wkwkwk.
Sok Jarkoni. Huhuhu. Maapkan.

My note.
28 Januari 2017
*Jadi ini ceritanya lagi mindahin tulisan lama yg bertebaran di FB ataupun Line. hehe. Akhir tahun, perusahaan-perusahaan tutup buku. Aye tutup Blog, alias ngrapiin catatan.hewhew.
septi ayu azizah
Septi Ayu Azizah penyuka literasi, volunteer dan pendidikan. Penikmat jalan-jajan ini, lahir di Banjarnegara, ber-KTP Jakarta, tinggal di Depok. Menulis bagi Septi adalah mencurahkan asa agar bermanfaat tentunya. Aktivitas Septi sebagai guru, pegiat literasi sekolah, dan tentunya menjadi istri penuh waktu.

Related Posts

Posting Komentar