septiayu

Review Film Freedom Writers

freedom writers film
Pict by: wikipedia
Freedom Writers, merupakan sebuah film yang mengangkat tema rasisme dan pendidikan di Amerika Serikat. Rasisme menjadi topik yang tak ada habisnya digunjingkan oleh warga dunia, terlebih warga Amerika. Rasisme menjadi semacam pandemi yang terus bergejolak selama berabad-abad. 

Kalau di Indonesia masih ada kah sikap rasis? Penting kita bertanya pada diri sendiri, apakah dalam diri kita masih suka memandang rendah seseorang atas dasar warna kulit, suku, dan agama? 

Film Freedom Writers berhasil mengangkat tema rasisme dengan pesan yang mengalir, menyajikan kisah nyata yang dihadapi remaja Amerika yang harus bertahan hidup di antara perang rasis yang berkecamuk. Penasaran filmnya? 

Sinopsis Film Freedom Writers 

freedom writers scane
Pict by: peatix.com
Freedom Writers merupakan film berdurasi 120 menit yang dirilis pada 5 Januari 2007, di Amerika Serikat. Film yang disutradarai oleh Richard La Gravenese ini menghadirkan aktor antara lain Hilary Swank, Patrick Dempsey, April Lee Hernandez, Imelda Staunton, John Benjamin Hickey, dan banyak lainnya. 

Freedom writers mengangkat kejadian pada tahun 1994, di mana Erin Gruwell diperankan oleh Hilary Swank seorang guru baru yang mengajar Bahasa inggris di Sekolah Menengah Woodrow Wilson di Long Beach. Sekolah Menengah Woodrow Wilson merupakan sekolah berprestasi, namun berubah sejak kerusuhan rasial di Amerika pada tahun 1992, karena sekolah harus mengadakan program integrasi multi-rasial yang mengharuskan sekolah menampung pelajar korban kekerasan geng rasial. 

Erin Gruwell ditugaskan untuk mengajar kelas 203, di mana siswa kelasnya mendapat cap "siswa yang tidak bisa diajar", dan bukan siswa yang bersemangat seperti yang dia harapkan. Para siswa memisahkan diri menjadi kelompok-kelompok ras di dalam kelas, perkelahian seringkali pecah bahkan di hari pertama Erin Gruwell mengajar. Erin Gruwell mencoba untuk mengubah anak didiknya yang semula rasisme menjadi anti-rasisme dengan metode mengajar yang berbeda dari kebanyakan guru. 
konflik 1992 di long beach
Freedom Writers, merupakan metode mengajar yang diciptakan Gruwell untuk siswa kelasnya. Metode mengajar Gruwell menjadi sorotan ketua departemen, Margaret Campbell yang diperankan oleh aktor senior Imelda Staunton. Bukan hanya tak suka dengan metode mengajar Gruwell, Margaret bahkan tak mengizinkan Gruwell mengakses buku-buku untuk siswanya, melaporkan segala pengajaran yang dilakukan Gruwell kepada kepala sekolah, dan puncaknya, mereka harus bernegosiasi dengan sangat alot kepada pemegang kebijakan sekolah di Long Beach, semacam dinas pendidikan gitu Sob, agar Gruwell diizinkan mengajar kelas 203 sampai level Senior atau setingkat SMA. 

Konflik yang dialami Gruwell bukan hanya kesulitan mengajar siswa dan usahanya mempertahankan metode Freedom Writers, namun ia harus menghadapi konflik di keluarganya. Pada awal film, Gruwell harus menghadapi konflik dengan ayahnya yang tidak setuju putri kesayangannya yang cerdas berakhir menjadi seorang guru dengan gaji yang kecil. Sedangkan di tengah film kita akan dikejutkan dengan konflik, Gruwell dengan suaminya yang meminta cerai. Uwoo, sungguh kejutan, mengingat betapa menakjubkannya Gruwell dengan metode pengajarannya, ternyata romantismenya dengan suami harus kandas dan mengguncang hati Gruwell. 

Meski diangkat dari kisah nyata dengan latar waktu tahun 1994, Richard La Gravenese sutradara film Freedom writers berhasil menyajikan film dengan sentuhan drama, konflik dan alur yang menarik. Bukan sekedar film dokumenter yang membosankan. Bagaimana, penasaran dengan film Freedom Writers? Simak dulu, 7 Fakta Film Freedom Writers. 

7 Fakta Film Freedom Writers 

1. Peristiwa Nyata 

opening freedom writers

Freedom Writers merupakan film yang diangkat dari kisah nyata, perjalanan Erin Gruwell mengajar dengan metode yang ia ciptakan. Film ini dibuka dengan sebuah tayangan berita kerusuhan rasial yang terjadi di Amerika. Akibat kerusuhan tersebut berimbas pada sekoah menengah Woodrow Wilson di Long Beach tempat Erin Gruwell mengajar, harus menerima siswa korban rasial. 

Kelas 203 menjadi saksi perjalanan betapa sulitnya Gruwell mengajar siswa dengan beragam ras yang selalu mengelompok di dalam kelas, seperti ras kamboja, kulit hitam, Hispanic, Cina dan seorang kulit putih, mereka semua merupakan siswa yang tidak menginginkan sekolah. 

2. Erin Gruwell Guru Teladan

erin gruwell freedom writers
hilary swank

Hilary Swank dengan sukses memerankan Erin Gruwell, seorang guru yang tak pernah kehabisan ide mengajar muridnya. 

Gruwel yang merupakan lulusan dari University of California, Irvine, dengan menerima Penghargaan Alumni Lauds and Laurels Distinguished, dan dihormati sebagai Alumni Terhormat oleh Sekolah Pendidikan, mendapati dirinya sebagai seorang guru di kelas yang “sulit”. 

Awalnya, Gruwel ingin menjadi pengacara agar dapat membela hak-hak kaum rasial. Namun, setelah menonton kerusuhan Los Angeles tahun 1992 dalam liputan berita, dia memutuskan untuk mengubah profesinya menjadi seorang guru, karena Gruwell percaya bahwa mendidik siswa dapat membuat perubahan yang lebih besar. 

Dalam cuplikan Film Freedom Writers, Gruwell berkata, "Di saat kau membela seorang anak di pengadilan, perjuangan ini sudah kalah. Menurutku perjuangan sesungguhnya harus terjadi di ruang kelas.” Hem, sebuah prinsip yang bagus bukan Sob? Mencerdaskan generasi bukan hanya sekedar cerdas akademik, namun cerdas emosi, agar kekerasan rasial bisa disingkirkan. Erin Gruwell benar-benar guru teladan ya Sob!

3. Pengorbanan Seorang Guru 

errin dan murid kelas 203
pict by: freedomwriters.org

Tak berlebihan Freedom Writers menjadi sebuah film yang harus dilihat oleh setiap guru. Betapa tidak, film ini nyata menyajikan perjuangan seorang Erin Gruwell untuk murid-muridnya. Pada suatu adegan di film, Gruwell menemukan gambar rasis salah satu siswanya yang saling mengolok. Gambar ini ia gunakan untuk menjelaskan pada muridnya tentang peristiwa Holocaust. Hanya satu muridnya di kelas yang tahu peristiwa Holocaust, menjadi wajar karena muridnya tak pernah membaca buku dan tak mendapat fasilitas buku di Sekolah. 

Mendapati murid-muridnya yang tidak bisa mengakses buku-buku di perpustakaan sekolah karena dianggap merusak fasilitas sekolah dan minat baca yang rendah, Gruwell mencoba audiensi dengan pejabat pendidikan di Long Beach, yang meski hasilnya tetap nihil. Gruwell bekerja paruh waktu di dua tempat yakni menjadi penjaga stand pakaian dalam di Mall dan menjadi penerima tamu di hotel JW Marriott demi mendapat uang lebih untuk membeli buku-buku yang ia bagikan kepada siswanya, serta mendapat diskon di hotel JW Marriott. 

Buku-buku Anne Frank yang ia bagikan kepada muridnya berhasil mengambil hati murid-muridnya untuk mau belajar. Gruwell terus berinofasi dengan pembelajaran yang menyenangkan di kelas, dan mengajak muridnya study tour ke museum toleransi, mengajak muridnya makan malam di JW Marriott dan menghadirkan para korban Holocaust yang masih hidup untuk berdiskusi dengan muridnya. Seluruh biaya itu ia tanggung, tak mungkin memaksa muridnya yang berasal dari ekonomi bawah membayar semua itu. 

miep gies
pict by: filmeducation.org
Puncaknya, ketika seorang muridnya, Marcus menyampaikan ide untuk menghadirka Miep Gies, seorang wanita Belanda yang sempat menyelamatkan Anne Frank. Mulanya Gruwell menolak, karena akan menghabiskan uang yang sangat banyak, namun murid kelasnya kompak mengadakan konser galang dana, dan berhasil menghadirkan Miep Gies dari Amsterdam. 

Hemm, sampai di sini Gruwell membuat saya iri, betapa jiwa gurunya luar biasa, mengorbankan banyak hal demi muridnya. 

4. Buku The Freedom Writers Diary 

sampul buku the freedom writers diary
pict by: amazon
Gruwell memberi nama metode pengajarannya dengan Freedom Writers, di mana Gruwell memberikan sebuah buku jurnal kepada setiap muridnya, dan membebaskan mereka menulis tentang pengalaman mereka dilecehkan, dipenjara, melihat teman dan keluarga mereka meninggal, diusir, dan ditembak. 

Gruwell memberikan tugas jurnal harian, semacam buku diary untuk diisi muridnya. Saat membagikan jurnal Gruwell berkata, “Kalian boleh menulis apa pun di dalam jurnal ini. Masa lalu kalian, pengalaman kalian, kebencian, dan apa pun. Ini tidak akan dinilai. Bagaimana mungkin saya bisa menilai kebenaran dengan angka? Jurnal ini akan dikumpul setiap harinya. Dan jika kalian mengizinkan, jurnal ini akan saya baca jika kamu meletakkan jurnal ini di lemari itu. Lemari ini akan saya buka setiap harinya dan saya kunci setelah jam sekolah usai” 

Mulanya mereka ragu untuk mengambil jurnal itu, tak disangka, seluruh siswa mau menulis jurnal dan bahkan membiarkan Gruwell membaca jurnal mereka. Dari jurnal inilah kemudian pada masa akhir sekolah, mereka menulis jurnal mereka dengan komputer dan berencana menerbitkannya, meski mereka tak begitu yakin akan ada penerbit yang mau menerima tulisan mereka, yang mereka yakini, meraka bisa menerbitkan buku mereka sendiri. 

“The Freedom Writers Diary” pada akhirnya buku ini benar-benar terbit tahun 1999, buku ini yang kemudian menjadi referensi film Freedom Writers tahun 2007. 

5. Kesuksesan Kelas 203 

kelas freedom writers
Keberhasilan Erin Gruwell dalam mengajar dibuktikan dengan seluruh muridnya yang lulus dari kelas Junior dengan nilai B, dan naik ke kelas Senior. Gruwell membersamai mereka sampai lulus dari tingkat senior dan mengantarkan mereka sampai level universitas. Banyak dari murid Erin Gruwell yang menjadi orang pertama dalam keluarga yang mampu melanjutkan pendidikan mereka sampai ke jenjang Universitas. 

Gruwell bukan hanya berhasil mendidik muridnya mendapat nilai akademik yang baik, ia juga berhasil menanamkan nilai moral dan toleransi yang menjadikan kelas 203 sebagai rumah dan keluarga bagi murid-muridnya. Hal ini yang menjadi kunci dari film Freedom Writers. 

Salah satu peristiwa dalam film Freedom Writers ialah, suatu malam, dua murid kelas 203 yakni Eva diperankan oleh April Lee Hernandez, seorang gadis Hispanik dan narator untuk sebagian besar film, dan seorang pengungsi Kamboja, Sindy diperankan oleh Jaclyn Ngan, berada di toko yang sama. Siswa lain, Grant Rice diperankan oleh Armand Jones, yang tengah frustrasi karena kalah dalam sebuah permainan di toko tersebut dan menuntut pengembalian uang dari pemiliknya. Ketika dia keluar, teman Eva yang berada di luar toko, karena kebenciannya terhadap Grant mencoba menembak dari dalam mobil, tetapi meleset, secara tidak sengaja membunuh teman Sindy yang berada di belakang Grant. 

Eva menjadi saksi kunci atas peristiwa tersebut, dia harus bersaksi di pengadilan, dia bermaksud untuk melindungi temannya dalam kesaksiannya, dan menjadikan Grant sebagai tersangka. Ia gelisah karena kesadarannya untuk menyampaikan kebenaran menentang dirinya yang juga harus melindungi teman dan kelompoknya. Lantas, apa yang dilakukan Eva? Nggak mau spoiler deh Sob, tonton ya, biar kamu tahu apa sikap Eva di pengadilan. 

6. Freedom Writers Foundation 

the freedom writers foundation

Pada tahun 1998, setelah mengajar selama empat tahun, Gruwell meninggalkan Wilson High School dan menjadi Guru Terhormat di California State University, Long Beach. Gruwell bersama murid kelas 203 memulai mendirikan Freedom Writers Foundation, yang bercita-cita untuk menyebarkan metode Freedom Writers di seluruh negeri. Sekarang, freedom writers dengan program-programnya seperti beasiswa pendidikan, training dan lain sebagainya, kalian bisa cek lengkapnya di web resmi mereka sob,  www.freedomwritersfoundation.org 

7. Prestasi Freedom Writers 

buku erin
pict by: Amazon
Erin Gruwell, Freedom Writers, dan organisasi nonprofitnya The Freedom Writers Foundation, telah menerima banyak penghargaan, termasuk Spirit of Anne Frank Award yang bergengsi. Antara 1994 dan 1998, Freedom Writers mendapatkan banyak liputan media, termasuk penampilan di The Oprah Winfrey Show, Primetime Live, Good Morning America, dan The View. 

Erin Gruwell juga menjadi seorang motivator karismatik yang menyebarkan pesan dinamisnya kepada siswa, guru, dan pebisnis di seluruh dunia. 

Film Freedom Writers sukses menampar kesadaran saya sebagai guru, bagaimana tidak? Saya akui, menjadi guru seringkali menguras kesabaran dan emosi manakala bertemu dengan siswa yang “unik”. Ketelatenan, kesabaran, dan perjuangan Erin Gruwell membersamai muridnya dalam film Freedom Writers ini patut dicontoh oleh para pendidik. Semoga review film Freedom Writers ini bermanfaat ya Sob. Semangat!
septi ayu azizah
Septi Ayu Azizah penyuka literasi, volunteer dan pendidikan. Penikmat jalan-jajan ini, lahir di Banjarnegara, ber-KTP Jakarta, tinggal di Depok. Menulis bagi Septi adalah mencurahkan asa agar bermanfaat tentunya. Aktivitas Septi sebagai guru, pegiat literasi sekolah, dan tentunya menjadi istri penuh waktu.

Related Posts

10 komentar

  1. Wow keren ya filmnya dari kisah nyata. Sangat inspiratif nih Erin Gruwell👍

    BalasHapus
  2. Sangat inspiratif. Semoga semakin banyak freedom teachers di seluruh dunia.

    BalasHapus
  3. semoga banyak guru yang menginspirasi

    BalasHapus
  4. Sudah lama di recom buat nonton film ini tapi nggak juga di tonton. Baca review mbak Septi aja deh, sudah terwakili 😃

    BalasHapus
    Balasan
    1. siaap bun, banyak belajar dari sosok Erin Gruwell ya bun

      Hapus
  5. Selalu suka dengan tema pendidikan. Insyaallah kalau sempat mampir deh di filmnya

    BalasHapus

Posting Komentar