septiayu

Remidi Ujian (Serial tentang Ujian #3)


Ujian hidup ada remidinya? Dikira UAS kali yak...
Eiitt, jangan salah kira, ternyata ujian hidup pun ada remidinya.

Pernah nggak kamu ngrasain diuji sama hal yang serupa?
Itu-itu saja. Mau pindah tempat ke mana pun jauhnya, tetep aja sama ujiannya.

Udah ngerti banget paling sebel sama orang yang suka bohong, di kosan pertama ketemu sama temen kos yang setiap hari bohong, nggak kuat, pindah ke kosan kedua, di kosan kedua, udah nyaman full wifi temen ramah, eeehh.. ternyata ditipu sama temen. Pindah lagi ke kosan ketiga, welah dalaaah.. ketemu lagi sama orang yang tipu-tipu. Terakhir, sebelum pindah kosan, berdoa sungguh-sungguh sama Gusti Allah, biar nggak ketemu sama temen kosan yang pembohong, ehalah.. baru hari pertama di kosan, ibu kosnya malah yang bohong. Koprol guling-guling, nyesek nyungsep-nyungsep.

Gais, mau pindah sampai ke ujung dunia, ke negeri antah berantah, kalau ujian belum lulus, ya musti ngulang, remidi. Gusti Allah bakal ngasih tuh ujian yang sama.

Kuncinya ada di kita. Kita yang musti ngadepin ujian. Bersabar. Kalem. Hadapin tuh temen yang suka bohong dengan segala suka cita dan lapangnya hati. Susah? Ya memang gitu.. orang kalau nggak pernah belajar, pasti susah banget ngerjain soal-soal ujian. Apalagi hidup, kalau nggak pernah belajar sabar, diminta bersabar ya pasti jawabnya "Sabar itu ada batasnya!" Heloooww, kalau sabar ada batasnya berarti kite pade belum sabar cuy.

Kita sering berharap, agar hadirnya kita bisa jadi anugerah untuk orang lain.
Kita suka lupa, hakikatnya kita, adalah ujian untuk orang-orang disekitar kita.
Tiap orang ujian bagi sebagian lainnya.

So, biar bisa jadi ujian yang mengantarkan anugerah, kita musti lulus sama satu ujian. Pun ketika remidi lagi, niat kita niat buat lulus. Meski kalau sudah lulus, level ujiannya pasti bertambah, tapi tak apalah, toh kekuatan buat membersamai ujian juga semakin bertambah.

Jangan lari! Sekali kabur dari ujian, selamanya kita remidi. Itu-itu mulu, sampai bosan. Dan seringnya, kita nunggu sampe bosen baru deh sadar.

Aku ujian bagimu, kau ujian untukku.
Mari bersama-sama kerjakan ujian kita.
Agar aku dan kamu, bisa lulus bersama.
#ojobaper ๐Ÿ˜„๐Ÿ˜„

Okidi, sekian curcol tentang ujian bagian 3.

*Terakhir nulis tentang ujian di Line ini tgl 31 Januari 2017, nggak terasa udah mau setahun ya... artinya udah setahun kita berbincang soal ujian. padahal mandeg nulisnya๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜‚

*jarkoni mode on.
*sekedar curcol.
Selasa, 21 Nov 2017
SAA
septi ayu azizah
Septi Ayu Azizah penyuka literasi, volunteer dan pendidikan. Penikmat jalan-jajan ini, lahir di Banjarnegara, ber-KTP Jakarta, tinggal di Depok. Menulis bagi Septi adalah mencurahkan asa agar bermanfaat tentunya. Aktivitas Septi sebagai guru, pegiat literasi sekolah, dan tentunya menjadi istri penuh waktu.

Related Posts

Posting Komentar